Sunday, 25 October 2015

Penulisan Ilmiah

Pada post kali ini penulis akan membahas tentang cara-cara Penulisan Ilmiah yang benar.

Sebelum isi, ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam suatu karya ilmiah. Hal tersebut diantaranya :  
  1. Judul
  2. Daftar Isi
  3. Daftar Tabel
  4. Daftar Gambar

Setelah keempat hal tersebut barulah kita dapat mulai pada isi utama dari karya ilmiah. Isi suatu karya ilmiah dibagi ke dalam 5 bab.

Bab 1
Terdiri dari Pendahuluan, Rumusan Masalah, dan Hipotesis.
  1. Pendahuluan mencakup info, sejarah, dan juga alasan mengapa topik tersebut dipilih.
  2. Rumusan Masalah biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dengan hasil penelitian.
  3. Hipotesis adalah teori sementara yang diajukan oleh pelaku penelitian, akan dibuktikan kebenarannya dengan hasil penelitian.
Bab 2
Tinjauan Pustaka dicantumkan sebagai gambaran Dasar Teori dan Metode yang digunakan dalam penelitian. Dapat juga digunakan untuk menunjukkan penelitian maupun pustaka lainnya yang berhubungan dengan topik karya ilmiah yang akan dibuat.

Bab 3
 Berisikan Proses dan Hasil Penelitian. Penulis menguraikan proses mendapatkan data dan hasil data yang diperoleh.

Bab 4
Isinya berupa Pembahasan dari hasil penelitian yang telah terlebih dahulu dicantumkan pada bab 3. 

Bab 5
Kesimpulan dan Saran. Di sini penulis memberikan kesimpulan dari seluruh proses dan hasil penelitian serta memberikan arahan bagi pembaca dalam topik terkait.

Terakhir dalam penulisan karya ilmiah adalah Daftar Pustaka. Daftar pustaka berisikan sumber dari referensi-referensi, gambar, dsb. yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan karya ilmiah. Daftar Pustaka yang kredibel berupa jurnal dan tidak berupa link ataupun URL.


Notes : 
  1. Judul Bab harus selalu ada pada halaman baru. Pada halaman pertama bab baru, nomor halaman tidak dicantumkan.
  2. Judul Gambar diletakan di bawah gambar pada bagian sebelah kiri. 
  3. Jika ada parafrase maupun quote, sumber nya harus dicantumkan sejelas-jelasnya.



Sunday, 18 October 2015

Pemisahan

Dalam pengolahan pangan sering kali bahan yang ingin digunakan tercampur dengan bahan lainnya yang tidak diinginkan (kontaminan). Oleh karena itu berbagai teknik pemisahan dilakukan untuk mendapatkan bahan yang bebas dari kontaminan-kontaminan tersebut.

Pemisahan ada beberapa jenis. Pada post ini saya akan membahas beberapa cara pemisahan yang umum ditemukan.


Sumber Foto : herusasongko.staff.mipa.uns.ac.id


Filtrasi atau yang biasa dikenal dengen penyaringan adalah proses memisahkan zat padat dengan zat cair. Filtrasi dilakukan dengan menuangkan bahan pada filter, bahan dengan fase padat akan tertinggal pada saringan sedangkan cairan akan melewati filter.

Sumber Foto : bisakimia.com
Ekstraksi dilakukan dengan dasar perbedaan kelarutan bahan yang mau dipisahkan. Biasanya ekstraksi dilakukan untuk mendapat sari dari bahan organik. Ada beberapa macam ekstraksi, dibagi berdasarkan suhu yang digunakan pada prosesnya. Ekstraksi dengan suhu tinggi untuk bahan bertekstrus kasar dan tahan pemanasan langsung, dan ekstraksi suhu rendah untuk bahan lunak yang tidak tahan pemanasan langsung.

Sumber Foto : www.fisikazone.com
Berikutnya adalah distilasi. Distilasi dilakukan jika bahan yang ingin dipisahkan memiliki kecepatan evaporasi yang berbeda. Proses distilasi adalah dengan menguapkan bahan terlebih dahulu, lalu dengan cepat dikondensasikan agar diperoleh bahan dalam bentuk cairan.

Sumber Foto : tribunnews.com
Evaporasi adalah pemisahan dengan penguapan. Contohnya dalam pembuatan garam, air laut diuapkan sehingga hanya menyisakan kristal-kristal garam.

Sumber Foto : sukwanambar.tumblr.com
Untuk memisahkan zat cair dengan zat cair bisa digunakan corong pisah. Dengan syarat bahwa zat cair tersebut tidak larut satu sama lain.  Penggunaannya dengan menunggu terpisahnya kedua zat dan membuka keran secara perlahan.






Saturday, 10 October 2015

Video: Martabak


Video tentang cara pembuatan martabak. Dibuat oleh kelompok PTP NFT-B Surya University 2015

Video: Kenikir


Video tentang Kenikir. Dibuat oleh kelompok kenikir kelas PTP Surya University 2015

Sunday, 4 October 2015

Fun Fact : Kadar Alkohol Wine

Sumber Foto : wallipo.com
Wine adalah jenis minuman beralkohol yang terbuat dari hasil fermenstasi anggur. Ada beberapa jenis wine, diantaranya red wine, white wine, sparkling wine, dll. Semua jenis wine memiliki ciri khasnya masing-masing.
Sumber Foto : wine.lovetoknow.com
Akan tetapi sebagian besar jenis wine memiliki kesamaan, yaitu kadar alkohol yang berkisar antara   8-12%. Hal ini disebabkan karena batas metabolisme ragi dalam proses fermentasi. Akan tetapi ada juga jenis wine yang memiliki kadar alkohol lebih dari range tersebut, jenis wine demikian biasa disebut fortified wine atau wine yang diperkuat.
Sumber Foto : newyorkcorkreport.com
Fortified Wine dapat dibuat dengan cara menambahkan alkohol murni ke dalam wine yang sudah jadi. Alkohol tersebut didapat dengan cara menyuling wine dari batch yang sama dan menambahkan spirit yang dihasilkan ke dalam wine yang akan dijadikan sebagai produk akhir.
Sumber Foto : hospitalityinfocenter.co.uk
Ilustrasi di atas menampilkan proses distilasi. Pada proses awalnya wine dipanaskan, karena titik didih alkohol lebih rendah maka alkohol akan menguap lebih dulu dibandingkan dengan kandungan lain dalam wine. Selanjutnya alkohol yang menguap akan melewati bagian condenser, sesuai namanya bagian ini akan mengkondensasi uap alkohol kembali ke bentuk cairan sehigga didapatlah spirit untuk membuat fortified wine.
Sumber Foto : electriccitylife.com
Pada awalnya orang memperkuat kadar alkohol dalam wine sebagai metode penyimpanan agar wine bisa tahan lebih lama. Akan tetapi sekarang walaupun telah ditemukan metode-metode lain agar wine bisa lebih awet tetap banyak yang menerapkan cara ini. Hal ini dikarenakan fortified wine memiliki rasa yang khas dibandingkan dengan jenis-jenis wine lainnya.