Saturday, 26 September 2015

Pengawetan Bahan Pangan


Sumber Foto : ifood.tv
Rusaknya bahan makanan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah aktivitas mikroorganisme, faktor lingkungan, dan kontaminasi dari luar. Oleh karena itu ada proses yang kita kenal dengan pengawetan, untuk memperlambat proses rusaknya bahan makanan.

Sumber Foto : www.antarfoto.com
Salah satu proses pengawetan tertua adalah pengeringan. Makanan dapat tahan lebih lama jika dikeringkan karena mikroorganisme memerlukan air untuk beraktivitas. Dengan berkurangnya kadar air maka aktivitas mikroorganisme akan berkurang juga.
Sumber Foto : upload.wikimedia.org
Bahan pangan juga dapat diawetkan dengan cara dipanaskan. Pemanasan dilakukan dengan tujuan membunuh mikroorganisme yang ada pada bahan pangan. Secara umum pemanasan dapat dibagi 2 berdasarkan hasilnya, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi yang membunuh semua mikroorganisme pada bahan pangan (steril) dan pemanasan dengan suhu sedang yang hanya membunuh mikroorganisme tertentu.
Sumber Foto : wisatakuliner.com

Proses pengawetan berikutnya adalah pembekuan. Dengan dibekukan maka akan menghambat aktivitas enzim dan mikroorganisme pada bahan pangan. Akan tetapi pembekuan adalah proses pengawetan yang bersifat temporer. Hal ini berarti bahan pangan hanya akan tetap awet jika suhunya tetap dingin.
Sumber Foto : health.detik.com

Pemberian gula atau garam pada bahan pangan juga dapat dijadikan proses pengawetan. Karena dengan diberi garam atau gula berlebih, jumlah air yang dapat dipakai mikroorganisme untuk beraktivitas (aktivitas air) jadi berkurang.
Sumber Foto : ou.org
Proses fermentasi memanfaatkan mikroorganisme dalam pengolahannya, dalam proses ini karbohidrat diubah menjadi alkohol dan gas CO2. Fermentasi dapat mengawetkan bahan pangan karena berkurangnya jumlah karbohidrat (gula) yang dapat digunakan mikroorganisme untuk beraktivitas.
Sumber Foto : www.huffingtonpost.com
Selain proses-proses di atas, bahan pangan juga dapat diawetkan dengan cara dikemas dengan baik. Kemasan yang kedap dapat menambah umur simpan bahan pangan karena tidak ada kontaminasi dari lingkungan. Beberapa diantaranya adalah pengalengan, kemasan vakum, dll.

sumber : 1. Rahmawati, Fitri, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga, and F. T. Busana. "Pengantar Pengawetan                    Makanan." (2010).
               2. Afrianto, Ir Eddy, and Ir Evi Liviawaty. Pengawetan dan pengolahan ikan. Kanisius, 1989.
               3. Widodo, Wahyu. "Bioteknologi fermentasi susu." Pusat Pengembangan Bioteknologi. Universitas                        Muhamadiyah Malang. Malang (2002).








Sunday, 20 September 2015

Analisis Bahan Pangan

Sumber Foto : www.theguardian.com
Dalam industri pangan, analisis sangatlah penting. Di antaranya untuk menjaga kestabilan kualitas bahan dan produk, untuk research and development, untuk sertifikasi halal, dan masih banyak lagi. Pemerintah mewajibkan produsen untuk melakukan uji ini agar BPOM dapat melakukan tugasnya dengan baik, yaitu "melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku." (Keputusan Presiden pasal 67 No. 103 Tahun 2001)

Dalam post ini saya akan membahas beberapa cara analisis bahan pangan dilakukan, mulai dari yang sederhana sampai penggunaan alat-alat modern. Pada dasarnya ada 3 jenis analisis yang dapat dilakukan, analisis fisik, sensoris, dan kimiawi.


Analisis Fisik
Sumber Foto : www.thearcticscoop.com
Analisis fisik bertujuan mengevaluasi tekstur dari bahan pangan. Misalnya seberapa lembut tekstur es krim. Kebanyakan konsumen menyukai es krim dengan tekstur lembut, oleh karena itu produsen melakukan analisis fisik pada produknya untuk mencapai tingkat kelembutan yang ideal.


Analisis Sensoris
Sumber Foto : www.searchengineland.com
Pada analisis sensoris, variabel tidak diukur dengan menggunakan angka, melainkan dengan indra manusia. Misalnya saja pada pembuatan wine, para taster akan menguji produk akhirnya dengan memperhatikan warna, aroma, dan rasa dari wine. Para taster ini adalah profesional yang digaji secara khusus oleh produsen wine khusus untuk menguji produk jadi secara sensoris karena tidak ada alat yang dapat mengukur kualitas-kualitas di atas serupa dengan kerja para taster profesional.


Analisis Kimiawi
Sumber Foto : www.chemir.com
Analisis kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan nilai gizi dalam bahan pangan, dapat dilakukan di dalam lab maupun dengan peralatan-peralatan dari yang sederhana sampai yang canggih.

Misalnya saja untuk menguji kadar air pada suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan cara pengeringan, yaitu dengan mengukur massa bahan pada awalnya lalu dipanaskan hingga bahan menjadi kering dan mengukur selisih massa awal dan akhir. Atau dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang akan langsung menunjukan persentase kadar air dalam bahan. 

Sumber Foto : vapi.all.biz
Alat pada gambar adalah alat untuk mengukur kadar air dengan cepat. Cara menggunakannya tidaklah sulit, cukup memasukkan bahan yang ingin diukur di tempat yang telah disediakan kemudian mengaktifkan alat, dengan catatan bahwa alat sudah dikalibrasi terlebih dahulu.

Berikut adalah cara analisis beberapa kandungan kimiawi pada bahan pangan : 

1. Mineral diukur dengan cara membakar bahan pangan sampai habis dan kemudian mengukur kadar     abunya. Jika bahan pangan sudah terbakar habis maka kandungan bahan organik sudah tidak ada,       yang tersisa pada abu hanyalah mineral. 
2. Pengukuran protein dilakukan dengan menggunakan labu Kjeldahl (baca : kielldal) 
Sumber Foto : www.learnnext.com
    Kadar protein diukur dengan cara titrasi uap amonia yang telah dikondensasi pada penangkap uap       bagian atas labu. 
3. Cara pengukuran lemak bervariasi untuk masing-masing bahan makanan. Misalnya pada kelapa         dilakukan dengan merebus santan sampai seluruh airnya menguap dan menyisakan bagian yang           berminyak. Sedangkan pada jagung diukur dengan ekstrak yang diambil dari inti jagung ( bagian         yang menempel pada bonggolnya.)
4. Karbohidrat diukur setelah mengetahui jumlah kandungan-kandungan lainnya dalam bahan pangan.     Berat awal bahan pangan dikurangi dengan kadar bahan lainnya, sisanya adalah kadar karbohidrat












Saturday, 12 September 2015

Cara Pemerahan Sapi Modern



Sumber Foto : www.offthegridnews.com
Bagi kebanyakan orang Indonesia, gambar di atas adalah hal pertama yang terbayang jika mendengar "memerah susu sapi". Akan tetapi, memerah sapi dengan tangan tidak hanya memakan waktu dan tidak efektif tetapi juga sangat berisiko. Pada post kali ini saya akan memberikan gambaran akan cara-cara pemerahan sapi di negara-negara modern.

1. Minimalisir Stress pada sapi.
Sumber Foto : www.heatstress.info
Sapi yang stress dapat mengurangi jumlah produksi susu yang dihasilkan. Sama seperti pada manusia, produktivitas akan menurun jika sapi mengalami stress. Salah satu penyebabnya yaitu heat stress, kondisi ini disebabkan karena penumpukan panas tubuh akibat lingkungan maupun beban kerja, hal ini dapat menurunkan jumlah produksi secara signifikan. West, J. W. "Effects of heat-stress on production in dairy cattle." Journal of dairy science 86.6 (2003): 2131-2144.

2. Penggunaan Sarung Tangan dan Kebersihan Sapi.
Sumber Foto : www.dailymail.co.uk
Penggunaak sarung tangan berbahan latex disarankan karena sarung tangan jenis ini mudah untuk di disinfektan. Sapi harus dibersihkan untuk menghindari risiko terkena mastitis, dalam prosesnya sebisa mungkin membersihkan sapi tanpa menggunakan air karena air dapat menigkatkan risiko mastitis dan adanya bakteri di susu yang dihasilkan.

3. Perangsangan

Sumber Foto : www.milkproduction.com
Hal ini diperlukan untuk meningkatkan jumlah susu yang dapat diperah nantinya. Sapi dirangsang dengan cara diperah secara manual selama kia-kira 10-20 detik.

4. Pre-dip dan Post-dip

Sumber Foto : www.genusbreeding.co.uk
Puting susu sapi dicelupkan cairan disinfektan untuk mengurangi risiko mastitis. Dilakukan pencelupan karena dengan cara ini permukaan puting susu sapi yang terkena cairan disinfektan akan lebih banyak dan merata dibandingkan dengan disemprotkan. Pencelupan dilakukan 2 kali. Yaitu sebelum pemerahan (pre-dip) dan sesudah pemerahan (post-dip).

5. Pemerahan dengan Alat

Sumber Foto : www.interpuls.com
Alat yang biasa disebut milking units ini bekerja secara otomatis. Prinsip kerjanya sendiri menggunakan vakum, karena itu diperlukan perhatian khusus saat memasang dan melepas alat ini. Jika vakum tidak cukup kuat maka alat dapat lepas di tengah proses pemerahan. Sebaliknya jika vakum terlalu kuat saat alat akan dilepas maka dapat mengakibatkan luka pada puting susu sapi.


Sekian yang dapat saya sampaikan pada post kali ini, semoga informasi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.






Proses-proses Pengolahan Bahan Pangan


Sumber Foto : www.foodnavigator.com
Pada post kali ini saya akan menjelaskan secara singkat beberapa proses yang biasanya terjadi di industri pangan. 

1. Pengeringan
Sumber Foto : www.chinadryer.com
Ada beberapa alasan berbeda di tiap industri makanan untuk melakukan pengeringan produk. Pada industri biskuit misalnya, pengeringan dilakukan agar produk yang dihasilkan memiliki tekstur renyah yang disukai konsumen. Pengeringan juga merupakan proses utama dalam industri garam karena garam berasal dari air laut yang diuapkan airnya sehingga menyisakan garam. Pengeringan dilakukan biasanya dengan pemanasan untuk menguapkan kadar air dalam produk.

2. Pemotongan

Sumber Foto : www.buzzfeed.com
Proses pemotongan bertujuan untuk mendapatkan ukuran yang pas dan seragam untuk semua produknya. Biasanya proses ini dilakukan secara otomatis pada industri-industri besar karena kebanyakan alat-alat modern memiliki presisi yang sangat tinggi.

3. Pemilahan
Sumber Foto : www.buzzfeed.com
Sesuai namanya proses pemilahan dilakukan untuk memisahkan produk berdasarkan beberapa hal, bisa dari warna, ukuran, tekstur, dll. Pada contoh di atas kita dapat melihat proses penyortiran baby carrots yang dipisahkan berdasarkan ukurannya.

4. Pengawetan
Sumber Foto : www.readynutrition.com
Pengawetan dapat dilakukan dengan beberapa metode. Pengeringan, pembekuan, pengasapan, pengalengan atau kemasan vakum, dan juga pemberian bahan pengawet adalah beberapa diantaranya. Pengawetan bertujuan memperlambat aktivitas mikroorganisme yang dapat merusak produk.

5. Pemanasan/Pendinginan
Sumber Foto : www.goodeat.ca
Pada proses ini suhu produk dikontrol untuk mencapai rasa atau tekstur yang diinginkan. Pada contoh di atas kita dapat melihat proses pendinginan es krim dengan menggunakan nitrogen cair. Hal ini bertujuan untuk membekukan es krim secepat mungkin, karena semakin cepat proses pembekuannya maka tekstur es krim yang dihasilkan akan semakin lembut.

6. Pencucian

Sumber Foto : www.businessinsider.com
Proses pencucian bertujuan untuk membersihkan bahan pangan dari kontaminan-kontaminan. Misalnya saja pada hasil panen, pencucian bertujuan untuk menghilangkan tanah ataupun kotoran lain yang menempel. Proses pencucian juga bisa ditujukan untuk membersihkan kulit dari bahan pangan agar dapat diproses.

7. Pengemasan
Sumber Foto : www.businessinsider.com
Pengemasan dilakukan agar produk menjadi siap untuk distribusi dan juga melindungi produk. Kemasan biasanya dibuat menarik untuk menarik perhatian konsumen.
















Alat-alat pertanian ala Sci-Fi

Sumber Foto : www.autodoklad.ru

Sci-Fi atau Science Fiction adalah genre cerita fiksi yang identik dengan hal-hal berbau futuristik seperti robot-robot canggih. Karena namanya saja fiksi berarti hal-hal yang digambarkan pada cerita-cerita ini tidak benar-benar ada di dunia nyata. Akan tetapi kita tetap bisa melihat alat-alat besar ala  robot canggih seperti di cerita-cerita tersebut, bahkan walaupun sebagian besar dari kita mungkin tidak mengetahuinya tetapi kita bisa saja telah merasakan hasil kerja dari alat-alat ini. 

Mungkin anda bertanya-tanya : "Di manakah kita merasakan produk dari alat-alat tersebut ?" Jawabannya sangat sederhana, karena alat-alat ini bertanggung jawab untuk makanan-makanan yang kita konsumsi setiap harinya. 

Sumber Foto : www.ozthegopher.com
Bagi orang awam mungkin hal ini agak mengejutkan, tetapi para profesional agrikultur banyak  menggunakan alat-alat canggih seperti ini walaupun mayoritas alat-alat ini ada di pertanian negara-negara maju. Tidak berhenti di situ saja, bahkan ada traktor yang dibuat oleh pabrikan terkenal asal italia "Lamborghini"
Sumber Foto : www.thehindubusinessline.com
Pabrikan yang terkenal dengan mobil mewah berharga milyaran rupiah tersebut pada awalnya didirikan sebagai manufaktur traktor oleh pebisnis italia Ferrucio Lamborghini pada tahun 1948. Traktor-traktor buatan pabrikan ini harganya dapat mencapai ratusan ribu dolar AS.
Sumber Foto : www.telegraph.co.uk
Tidak hanya traktor, alat untuk panen atau biasa disebut harvester juga sangat modern, pada ilustrasi di atas kita bisa mengamati sebuah harvester yang sedang digunakan untuk panen barley. Alat pemotong di depan disertai dengan alat penyedot yang langsung mengarahkan hasil panen ke pipa panjang pada bagian atas harvester. Kemudian hasil panen langsung dipindahkan ke traktor di sebelahnya yang membawa kontainer untuk memaksimalkan kapasitas angkut.
Saya akan menutup post kali ini dengan sebuah video yang diambil channel youtube "Robo Phil" di atas. Video tersebut akan memberikan beberapa contoh alat-alat pertanian yang sangat canggih, layak untuk disandingkan dengan robot-robot science fiction.