Tuesday, 23 October 2018

Obesitas di Negara Berpenghasilan Menengah Kebawah

Pada artikel "Nutrition, Agriculture, and The Global Food System in Low and Middle Income Countries" Barry M. Popkin membahas mengenai permasalahan nutrisi yang berakibat obesitas di negara-negara berpenghasilan menengah kebawah. Ada 2 perspektif yang berkonflik dalam penanganan isu ini, sehingga memperlambat progress.

Konflik yang pertama adalah konflik perspektif kelompok nutrisi. Ada 2 bahasan utama untuk topik ini, yaitu antara perbaikan gizi 1000 hari pertama kehidupan dan dukungan untuk menjauhi makanan olahan.

Paham yang umum beredar adalah cukup untuk memperbaiki gizi pada 1000 hari pertama kehidupan karena merupakan tahap yang paling efektif untuk mendapatkan kecukupan nutrisi. Akan tetapi pada artikel dibahas bahwa hal ini tidaklah cukup jika sang ibu juga tidak tercukupi nutrisinya. Menurut penelitian lain oleh Popkin, Adair, dan Ng pada tahun 2012, wanita yang kekurangan gizi saat masa mudanya akan mempengaruhi masa hamil dan meningkatkan resiko obesitas dan diabetes untuk anaknya.

Pada jaman modern, dengan perkembangan industri yang sangat pesat di negara berkembang yang sedang mengejar kesejahteraan seperti halnya negara maju, terjadi perubahan gaya hidup besar-besaran. Dengan segala hal yang serba instan dan praktis dianggap sebagai perkembangan teknologi yang baik karena dapat menghemat waktu di tengah kesibukan dan gaya hidup yang dinamis. Selain itu pangan olahan juga memiliki daya  tahan yang lebih baik dan harga bersaing karena diproduksi dengan efektif dan dengan skala besar. Walaupun argumen yang menentang pangan olahan juga tidak sedikit diantaranya adalah kandungan nutrisinya yang tidak mencukupi serta tetap perlunya konsumsi makanan asli yang nilai nutrisinya jauh lebih baik dan tidak memiliki bahaya sebesar pangan olahan.

Konflik pada perspektif agrikultur berpusat pada sistem pertanian yang digunakan pada negara berpenghasilan menengah kebawah. Rantai pasok yang lebih panjang untuk pangan olahan mengurangi efektifitas rantai pasok dibandingkan dengan distribusi pangan segar yang lebih singkat dan cepat.

No comments:

Post a Comment