- Asam Sorbat dan Garamnya
Asam organik alami berbentuk padat, umumnya digunakan sebagai pengawet untuk minuman berkarbonasi, keju, margarin, acar, produk ikan, daging, serta sayur dan buah. Asam sorbat tidak dapat bekerja pada pH di atas 6.5. pH ideal untuk asam sorbat adalah 4.0-6.0.
Asam sorbat mengawetkan makanan dengan menghambat aktivitas enzim katalase dan dehidrogenase dari mikroba, sehingga dapat menghambat kontaminasi oleh kapang, khamir, dan beberapa jenis mikroba lainnya. - Asam Benzoat dan Garamnya
Asam benzoat adalah bahan pengawet pertama yang mendapat ijin penggunaannya pada makanan oleh FDA. Biasanya digunakan pada produk minuman ringan, margarin, dan cider apel. Asam benzoat dapat menghambat pertumbuhan mikroba berupa kapang dan khamir pada pH rendah. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, gangguan saluran cerna, kerusakan lambung, saraf, dan membran usus. - Etil para-hidroksibenzoat dan Metil para-hidroksibenzoat
Etil para-hidroksibenzoat dan Metil para-hidroksibenzoat adalah 2 senyawa pengawet yang memiliki karakteristik sangat mirip. Senyawa yang dikenal juga sebagai etil atau metil paraben ini memiliki karakteristik berbentuk bubuk kristal putih, serta mudah larut pada air dingin dan panas. Umumnya digunakan dalam produk bakery, minuman ringan, dressing untuk salad, serta acar. Senyawa ini efektif menghambat pertumbuhan kapang, khamir, serta bakteri gram positif dan negatif dengan menghalangi oksidasi glukosa dan piruvat. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan saluran pernapasan dan saluran cerna. - Sulfit
Kegunaan utama sulfit adalah sebagai pengawet dan penghenti reaksi fermentasi pada pembuatan wine. Kegunaan lainnya termasuk mengawetkan buah kering dan jus, pengawet ini tidak diperbolehkan penggunaannya pada produk mentah, terutama yang mengandung vit B karena dapat menghancurkan kandungan vitaminnya. Sulfit mengawetkan makanan karena dapat berperan sebagai antioksidan yang merusak sel serangga dan mikroba.
Tuesday, 22 May 2018
BTP yang Diijinkan Penggunaannya I
Ada 10 jenis BTP yang diijinkan penggunaannya di Indonesia menurut Permenkes No. 33 Tahun 2012. Sepuluh bahan tersebut diperbolehkan penggunaannya dalam batas tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Batas tersebut menunjukkan jumlah bahan yang dapat dikonsumsi oleh manusia tanpa menyebabkan efek samping dalam jangka panjang. Di post kali ini, saya akan membahas 5 jenis BTP pengawet yang diijinkan penggunaannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment