Sunday, 27 May 2018

BTP yang Diijinkan Penggunaannya II

Post kali ini akan menjelaskan 5 lagi jenis BTP yang diijinkan penggunaanya di Indonesia, melanjutkan post sebelumnya dengan judul serupa.

  1. Nisin
    Nisin adalah satu-satunya bakteriosin yang sudah dikarakterisasi dengan cukup untuk memperbolehkan penggunaannya sebagai bahan pengawet. Sifat antibakteri nisin diperoleh dari kandungan senyawa lanthionine. Pengawet ini sangat efektif terhadap bakteri gram positif yang memiliki spora, seperti: Staphylococcus, Streptococcus, Lactobacillus, Micrococcus, Clostridium, dan Bascillus. Cara kerja nisin yaitu dengan destabilisasi struktur membran sitoplasmik pada bakteri, sehingga nisin dapat masuk ke sel bakteri dan melepaskan senyawa sitoplasma yang lethal terhadap bakteri. 
  2. Nitrat dan Nitrit
    Nitrat dan Nitrit memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengawetkan daging dengan proses curing. Perbedaan nitrit dan nitrat adalah nitrat lebih mudah ditemukan di alam dan senyawanya lebih stabil. Pada proses curing, nitrat akan direduksi menjadi asam nitrit (HNO2). Asam nitrit akan dikonversi menjadi nitrogen monoksida, kemudian akan bereaksi dengan hemoglobin yang menghasilkan senyawa nitrosylhemoglobin dan nitrosohemochromagen yang memberikan warna merah khas daging hasil curing. Konsumsi nitrit atau nitrat berlebih dapat menyebabkan methemoglobinemia, akibatnya adalah sel darah merah akan kehilangan sebagian kemampuan mengikat oksigen. Karena sel darah merah tidak mampu menyebarkan oksigen dengan efisien, maka jaringan-jaringan tubuh akan terganggu akibat kurangnya asupan oksigen
  3. Asam Propionat dan Garamnya
    Penggunaan asam propionat tidak dibatasi, karena merupakan senyawa yang banyak terdapat di tubuh manusia dan terlibat pada proses metabolisme (substrat dalam pembentukan glukosa di liver). Asam propionat mengawetkan makanan dengan menurunkan pH, karena kebanyakan bakteri merugikan tumbuh pada pH di atas 7, sedangkan bakteri yang menguntungkan tumbuh pada pH yang lebih rendah yaitu sekitar 5.8-6.2. 
  4. Lisozim Hidroklorida
    Lisozim hidroklorida dapat ditemukan di jaringan tubuh hewan, organ, serta pada air mata dan air susu. Lisozim dibuat secara komersial dengan bahan putih telur, dan banyak digunakan sebagai pengawet dalam proses produksi keju (untuk bakteri clostridium tyrobutrycum). Lisozim bekerja dengan menyerang polisakarida dinding sel bakteri, terutama bakteri gram positif. Hal tersebut akan menyebabkan sel mengalami kebocoran dan membunuh mikroorganisme.

No comments:

Post a Comment