Saturday, 21 November 2015

Akuntansi Dasar

Sumber Foto : www.bls.gov
Akuntansi digunakan di hampir semua bisnis di dunia sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Akutansi sendiri adalah proses mencatat, mengolah, dan menyajikan segala data yang disajikan secara kualitatif dengan uang sebagai satuannya.

Pada post kali ini, penulis akan membahas tentang dasar-dasar dari akuntansi. 


Sumber Foto : financialeducation.greycaps.com
Pertama kita akan membahas tentang aset. Aset adalah segala sesuatu di dalam kuasa kita yang dapat digunakan sebagai sumber daya. Aset sendiri terbagi menjadi 2, yaitu aset tetap dan aset lancar. Aset tetap adalah sesuatu yang tidak dapat dengan cepat dijadikan uang tunai seperti mobil, motor, dan rumah. Aset lancar adalah kebalikannya, dapat berupa tabungan, uang tunai, cek, dll. Selain kedua jenis di atas ada satu lagi jenis aset, yaitu intangible asset atau aset yang tidak memiliki bentuk nyata dan sulit untuk ditentukan nilainya. misalnya waralaba, paten, dan royalti.

Sumber Foto : www.justgetideas.com
Akan tetapi aset tidak mewakili jumlah kekayaan seseorang atau suatu perusahaan. Jumlah kekayaan seseorang dinilai dengan harta, yaitu aset dikurangi dengan hutang. 

Sumber Foto : www.forbes.com
Dalam menjalankan suatu bisnis pasti ada yang namanya biaya atau cost. Ada 2 jenis biaya dalam bisnis,yaitu fixed cost  dan variable cost. Fixed cost adalah biaya yang selalu ada dan jumlahnya tidak berubah. Contohnya yaitu biaya sewa tempat, gaji karyawan, listrik,  dan air. Variable cost jumlahnya bervariasi tergantung kapasitas produksi yang berlangsung.

Sumber Foto : reliablebookkeepingservices.com.au
Selanjutnya kita akan membahas tentang penyusutan. Penyusutan adalah nilai yang disusutkan dari suatu aset selama aset tersebut memiliki nilai guna. Contohnya adalah sebuah mesin yang dibeli seharga 200 juta rupiah memiliki umur pakai 10 tahun. Berarti penyusutan nilai alat tersebut sebagai aset adalah 20 juta rupiah per tahun. Penyusutan dijadikan sebagai nilai (+) dalam perhitungan akhir.

Sumber Foto :www.acfe.com
Laporan aset, utang, dan modal yang disebut "neraca" ditutup setiap tanggal 31 desember. Pada neraca ada yang disebut sebagai saldo akhir, yaitu jumlah saldo di akhir laporan yang akan digunakan sebagai saldo awal pada laporan tahun selanjutnya. Pada suatu laporan juga harus ada profit and loss report yaitu laporan yang menunjukan untung/rugi nya suatu bisnis.









Sunday, 15 November 2015

Kenikir

Sumber Foto : manfaat.co.id
Kenikir atau dikenal juga sebagai ulam raja adalah suatu jenis tanaman yang berasal dari daerah Amerika Latin. Kenikir biasa dimanfaatkan sebagai lalapan atau tanaman hias.

Selain yang disebutkan di atas, kenikir juga memiliki banyak kegunaan lainnya. Yaitu : anti bakteri, anti jamur, antioksidan tinggi, mencegah osteoporosis, mencegah diabetes, dan mencegah hipertensi.

Sumber Foto : dokumen penulis
Tabel di atas berisi sebagian dari kandungan kimia dalam tanaman kenikir. Selain yang disebutkan di atas, kenikir juga memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Yaitu tiap 100 gram dari daun kenikir memiliki jumlah antioksidan yang sama dengan 2400mg dari ascorbic L-acid (vitamin C)

Sumber Foto : agrobisnisinfo.com
Proses budidaya kenikir adalah sebagai berikut. 

Pertama-tama taruhlah tanah yang sudah bercampur dengan pupuk didalam sebuah polybag. Kemudian, taruhlah 1-5 buah bibit (putik bunga yang sudah kering) kenikir kedalam polybag yang sudah diisi dengan tanah dan pupuk. Nantinya bibit akan bertunas dan berkembang di dalam polybag tersebut, Apabila tinggi tanaman kenikir sudah mencapai 10cm, pindahkan tanaman ke tanah subur atau ketempat yang sudah disediakan.

Dalam pemanenan, yang diambil adalah bagian daun pucuknya. Pemanenan berikutnya dapat diambil ketika sudah terdapat selang waktu 1-2 minggu setelah pemanenan sebelumnya

Apabila ditanam dibawah ketinggian tersebut, kenikir akan sulit untuk mengeluarkan bunga. Namun pada ketinggian sebuah pegunungan, kenikir dapat mengeluarkan / menghasilkan banyak bunga.

Namun pada negara subtropis, tanaman kenikir dapat berbunga pada bulan Juni hingga Oktober.




Friday, 6 November 2015

Bahan Tambahan Pangan

Bahan tambahan pangan atau bisa juga disebut aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam suatu produk pangan dalam jumlah tidak banyak dengan maksud meningkatkan kualitas rasa, aroma, warna, ataupun sifat lainnya.

Agar bisa disebut sebagai bahan tambahan, bahan tersebut tidak boleh memiliki rasa asin, asam, ataupun manis alami. Bahan tambahan pangan dapat dikelompokan berdasarkan fungsinya.

1. Penguat Rasa

Sumber Foto : kalbarsatu.com
Penguat rasa sesuai namanya  digunakan untuk menambah cita rasa pada makanan. Penguat rasa sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu buatan dan alami. Penguat rasa buatan yang biasa dijumpai adalah vetsin dan asam cuka. Sedangnkan yang alami biasanya berupa rempah-rempah seperti cabai, lada, pala, dan sejenisnya.

2. Aroma

Sumber Foto : www.chinaqualitycrafts.com
Aroma sangat penting dalam sebuah produk pangan, karena jika memiliki aroma yang menarik maka produk pangan dapat membangkitkan selera pengonsumsi nya. Oleh karena itu banyak sekali bahan-bahan seperti esens yang dapat ditambahkan ke makanan demi mendapatkan aroma yang mengundang selera makan. Beberapa contohnya adalah vanili, karamel, kulit jeruk, dan masih banyak lainnya. 

3. Warna 

Sumber Foto : www.kayamendadak.info
Pewarna makanan ada untuk memberikan penampilan yang menarik pada makanan. Pewarna makanan ada yang terbuat dari bahan alami dan buatan. Pewarna buatan aman selama yang digunakan adalah pewarna food grade, akan tetapi masih banyak yang menggunakan pewarna tekstil dengan alasan harga dan seberapa vibrant warna yang dihasilkan.

4. Pengental

Sumber Foto : partial-ingridients.com
Beberapa bahan makanan terutama yang bercampur dengan air perlu ditambahkan pengental agar didapat tingkat kepekatan atau kestabilan yang diinginkan. Beberapa contoh pengental adalah pati, agar, dan gelatin.

5. Pengawet

Sumber Foto : www.multisorb.com
Pengawet ditambahkan  pada bahan pangan untuk memperpanjang umur simpan. Pengawet ada yang alami dan buatan (ilustrasi). Beberapa contoh pengawet alami adalah asam sitrat, natrium benzoat, dan natrium nitrat. Contoh pengawet alami diantaranya garam, gula, dan cabai.






Sunday, 1 November 2015

Pembuatan Tapioka dalam Skala Industri

Tepung tapioka atau tepung kanji banyak sekali kegunaannya, oleh karena itu permintaan pasar akan produk ini terus ada. Karena ada permintaan maka industri tapioka harus bisa memenuhi jumlah yang tidak sedikit tersebut. Berikut akan dijelaskan proses pembuatan tapioka dalam skala besar.

Sumber Foto : slideplayer.info

Proses pembuatan tapioka sendiri terdiri dari 3 tahap besar. Tahap pertama yaitu menghaluskan singkong sebagai bahan dasar, dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu ekstraksi pati dari singkong, dan tahap terakhir yaitu pemanasan untuk mengatur kadar air.


Sumber Foto : www.vanmarkequipment.com
Proses pemotongan dilakukan dengan mesin seperti ilustrasi di atas. Singkong dimasukkan ke dalam bagian mesin yang berputar dan singkong yang telah terpotong akan terbawa oleh air yang mengalir di bagian bawah untuk dibawa ke mesin ekstraksi.

Sumber Foto : aliexpress.com
Proses ekstraksi ada 2 tahap. Yaitu ekstraksi pati dari singkong dan yang kedua adalah separasi protein dari pati. Protein tidak diperlukan dalam pembuatan tekstil, adanya kandungan protein dalam tapioka juga akan merugikan pembuatan tekstil karena bau nya yang tidak sedap.

Sumber Foto : globalinoteknikmandiri.co.id
Proses terakhir yaitu proses pengeringan untuk mengatur kadar air tapioka yang dihasilkan.



Sunday, 25 October 2015

Penulisan Ilmiah

Pada post kali ini penulis akan membahas tentang cara-cara Penulisan Ilmiah yang benar.

Sebelum isi, ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam suatu karya ilmiah. Hal tersebut diantaranya :  
  1. Judul
  2. Daftar Isi
  3. Daftar Tabel
  4. Daftar Gambar

Setelah keempat hal tersebut barulah kita dapat mulai pada isi utama dari karya ilmiah. Isi suatu karya ilmiah dibagi ke dalam 5 bab.

Bab 1
Terdiri dari Pendahuluan, Rumusan Masalah, dan Hipotesis.
  1. Pendahuluan mencakup info, sejarah, dan juga alasan mengapa topik tersebut dipilih.
  2. Rumusan Masalah biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dengan hasil penelitian.
  3. Hipotesis adalah teori sementara yang diajukan oleh pelaku penelitian, akan dibuktikan kebenarannya dengan hasil penelitian.
Bab 2
Tinjauan Pustaka dicantumkan sebagai gambaran Dasar Teori dan Metode yang digunakan dalam penelitian. Dapat juga digunakan untuk menunjukkan penelitian maupun pustaka lainnya yang berhubungan dengan topik karya ilmiah yang akan dibuat.

Bab 3
 Berisikan Proses dan Hasil Penelitian. Penulis menguraikan proses mendapatkan data dan hasil data yang diperoleh.

Bab 4
Isinya berupa Pembahasan dari hasil penelitian yang telah terlebih dahulu dicantumkan pada bab 3. 

Bab 5
Kesimpulan dan Saran. Di sini penulis memberikan kesimpulan dari seluruh proses dan hasil penelitian serta memberikan arahan bagi pembaca dalam topik terkait.

Terakhir dalam penulisan karya ilmiah adalah Daftar Pustaka. Daftar pustaka berisikan sumber dari referensi-referensi, gambar, dsb. yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan karya ilmiah. Daftar Pustaka yang kredibel berupa jurnal dan tidak berupa link ataupun URL.


Notes : 
  1. Judul Bab harus selalu ada pada halaman baru. Pada halaman pertama bab baru, nomor halaman tidak dicantumkan.
  2. Judul Gambar diletakan di bawah gambar pada bagian sebelah kiri. 
  3. Jika ada parafrase maupun quote, sumber nya harus dicantumkan sejelas-jelasnya.



Sunday, 18 October 2015

Pemisahan

Dalam pengolahan pangan sering kali bahan yang ingin digunakan tercampur dengan bahan lainnya yang tidak diinginkan (kontaminan). Oleh karena itu berbagai teknik pemisahan dilakukan untuk mendapatkan bahan yang bebas dari kontaminan-kontaminan tersebut.

Pemisahan ada beberapa jenis. Pada post ini saya akan membahas beberapa cara pemisahan yang umum ditemukan.


Sumber Foto : herusasongko.staff.mipa.uns.ac.id


Filtrasi atau yang biasa dikenal dengen penyaringan adalah proses memisahkan zat padat dengan zat cair. Filtrasi dilakukan dengan menuangkan bahan pada filter, bahan dengan fase padat akan tertinggal pada saringan sedangkan cairan akan melewati filter.

Sumber Foto : bisakimia.com
Ekstraksi dilakukan dengan dasar perbedaan kelarutan bahan yang mau dipisahkan. Biasanya ekstraksi dilakukan untuk mendapat sari dari bahan organik. Ada beberapa macam ekstraksi, dibagi berdasarkan suhu yang digunakan pada prosesnya. Ekstraksi dengan suhu tinggi untuk bahan bertekstrus kasar dan tahan pemanasan langsung, dan ekstraksi suhu rendah untuk bahan lunak yang tidak tahan pemanasan langsung.

Sumber Foto : www.fisikazone.com
Berikutnya adalah distilasi. Distilasi dilakukan jika bahan yang ingin dipisahkan memiliki kecepatan evaporasi yang berbeda. Proses distilasi adalah dengan menguapkan bahan terlebih dahulu, lalu dengan cepat dikondensasikan agar diperoleh bahan dalam bentuk cairan.

Sumber Foto : tribunnews.com
Evaporasi adalah pemisahan dengan penguapan. Contohnya dalam pembuatan garam, air laut diuapkan sehingga hanya menyisakan kristal-kristal garam.

Sumber Foto : sukwanambar.tumblr.com
Untuk memisahkan zat cair dengan zat cair bisa digunakan corong pisah. Dengan syarat bahwa zat cair tersebut tidak larut satu sama lain.  Penggunaannya dengan menunggu terpisahnya kedua zat dan membuka keran secara perlahan.






Saturday, 10 October 2015

Video: Martabak


Video tentang cara pembuatan martabak. Dibuat oleh kelompok PTP NFT-B Surya University 2015

Video: Kenikir


Video tentang Kenikir. Dibuat oleh kelompok kenikir kelas PTP Surya University 2015

Sunday, 4 October 2015

Fun Fact : Kadar Alkohol Wine

Sumber Foto : wallipo.com
Wine adalah jenis minuman beralkohol yang terbuat dari hasil fermenstasi anggur. Ada beberapa jenis wine, diantaranya red wine, white wine, sparkling wine, dll. Semua jenis wine memiliki ciri khasnya masing-masing.
Sumber Foto : wine.lovetoknow.com
Akan tetapi sebagian besar jenis wine memiliki kesamaan, yaitu kadar alkohol yang berkisar antara   8-12%. Hal ini disebabkan karena batas metabolisme ragi dalam proses fermentasi. Akan tetapi ada juga jenis wine yang memiliki kadar alkohol lebih dari range tersebut, jenis wine demikian biasa disebut fortified wine atau wine yang diperkuat.
Sumber Foto : newyorkcorkreport.com
Fortified Wine dapat dibuat dengan cara menambahkan alkohol murni ke dalam wine yang sudah jadi. Alkohol tersebut didapat dengan cara menyuling wine dari batch yang sama dan menambahkan spirit yang dihasilkan ke dalam wine yang akan dijadikan sebagai produk akhir.
Sumber Foto : hospitalityinfocenter.co.uk
Ilustrasi di atas menampilkan proses distilasi. Pada proses awalnya wine dipanaskan, karena titik didih alkohol lebih rendah maka alkohol akan menguap lebih dulu dibandingkan dengan kandungan lain dalam wine. Selanjutnya alkohol yang menguap akan melewati bagian condenser, sesuai namanya bagian ini akan mengkondensasi uap alkohol kembali ke bentuk cairan sehigga didapatlah spirit untuk membuat fortified wine.
Sumber Foto : electriccitylife.com
Pada awalnya orang memperkuat kadar alkohol dalam wine sebagai metode penyimpanan agar wine bisa tahan lebih lama. Akan tetapi sekarang walaupun telah ditemukan metode-metode lain agar wine bisa lebih awet tetap banyak yang menerapkan cara ini. Hal ini dikarenakan fortified wine memiliki rasa yang khas dibandingkan dengan jenis-jenis wine lainnya.





Saturday, 26 September 2015

Pengawetan Bahan Pangan


Sumber Foto : ifood.tv
Rusaknya bahan makanan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah aktivitas mikroorganisme, faktor lingkungan, dan kontaminasi dari luar. Oleh karena itu ada proses yang kita kenal dengan pengawetan, untuk memperlambat proses rusaknya bahan makanan.

Sumber Foto : www.antarfoto.com
Salah satu proses pengawetan tertua adalah pengeringan. Makanan dapat tahan lebih lama jika dikeringkan karena mikroorganisme memerlukan air untuk beraktivitas. Dengan berkurangnya kadar air maka aktivitas mikroorganisme akan berkurang juga.
Sumber Foto : upload.wikimedia.org
Bahan pangan juga dapat diawetkan dengan cara dipanaskan. Pemanasan dilakukan dengan tujuan membunuh mikroorganisme yang ada pada bahan pangan. Secara umum pemanasan dapat dibagi 2 berdasarkan hasilnya, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi yang membunuh semua mikroorganisme pada bahan pangan (steril) dan pemanasan dengan suhu sedang yang hanya membunuh mikroorganisme tertentu.
Sumber Foto : wisatakuliner.com

Proses pengawetan berikutnya adalah pembekuan. Dengan dibekukan maka akan menghambat aktivitas enzim dan mikroorganisme pada bahan pangan. Akan tetapi pembekuan adalah proses pengawetan yang bersifat temporer. Hal ini berarti bahan pangan hanya akan tetap awet jika suhunya tetap dingin.
Sumber Foto : health.detik.com

Pemberian gula atau garam pada bahan pangan juga dapat dijadikan proses pengawetan. Karena dengan diberi garam atau gula berlebih, jumlah air yang dapat dipakai mikroorganisme untuk beraktivitas (aktivitas air) jadi berkurang.
Sumber Foto : ou.org
Proses fermentasi memanfaatkan mikroorganisme dalam pengolahannya, dalam proses ini karbohidrat diubah menjadi alkohol dan gas CO2. Fermentasi dapat mengawetkan bahan pangan karena berkurangnya jumlah karbohidrat (gula) yang dapat digunakan mikroorganisme untuk beraktivitas.
Sumber Foto : www.huffingtonpost.com
Selain proses-proses di atas, bahan pangan juga dapat diawetkan dengan cara dikemas dengan baik. Kemasan yang kedap dapat menambah umur simpan bahan pangan karena tidak ada kontaminasi dari lingkungan. Beberapa diantaranya adalah pengalengan, kemasan vakum, dll.

sumber : 1. Rahmawati, Fitri, MP Jurusan Pendidikan Teknik Boga, and F. T. Busana. "Pengantar Pengawetan                    Makanan." (2010).
               2. Afrianto, Ir Eddy, and Ir Evi Liviawaty. Pengawetan dan pengolahan ikan. Kanisius, 1989.
               3. Widodo, Wahyu. "Bioteknologi fermentasi susu." Pusat Pengembangan Bioteknologi. Universitas                        Muhamadiyah Malang. Malang (2002).








Sunday, 20 September 2015

Analisis Bahan Pangan

Sumber Foto : www.theguardian.com
Dalam industri pangan, analisis sangatlah penting. Di antaranya untuk menjaga kestabilan kualitas bahan dan produk, untuk research and development, untuk sertifikasi halal, dan masih banyak lagi. Pemerintah mewajibkan produsen untuk melakukan uji ini agar BPOM dapat melakukan tugasnya dengan baik, yaitu "melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku." (Keputusan Presiden pasal 67 No. 103 Tahun 2001)

Dalam post ini saya akan membahas beberapa cara analisis bahan pangan dilakukan, mulai dari yang sederhana sampai penggunaan alat-alat modern. Pada dasarnya ada 3 jenis analisis yang dapat dilakukan, analisis fisik, sensoris, dan kimiawi.


Analisis Fisik
Sumber Foto : www.thearcticscoop.com
Analisis fisik bertujuan mengevaluasi tekstur dari bahan pangan. Misalnya seberapa lembut tekstur es krim. Kebanyakan konsumen menyukai es krim dengan tekstur lembut, oleh karena itu produsen melakukan analisis fisik pada produknya untuk mencapai tingkat kelembutan yang ideal.


Analisis Sensoris
Sumber Foto : www.searchengineland.com
Pada analisis sensoris, variabel tidak diukur dengan menggunakan angka, melainkan dengan indra manusia. Misalnya saja pada pembuatan wine, para taster akan menguji produk akhirnya dengan memperhatikan warna, aroma, dan rasa dari wine. Para taster ini adalah profesional yang digaji secara khusus oleh produsen wine khusus untuk menguji produk jadi secara sensoris karena tidak ada alat yang dapat mengukur kualitas-kualitas di atas serupa dengan kerja para taster profesional.


Analisis Kimiawi
Sumber Foto : www.chemir.com
Analisis kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan nilai gizi dalam bahan pangan, dapat dilakukan di dalam lab maupun dengan peralatan-peralatan dari yang sederhana sampai yang canggih.

Misalnya saja untuk menguji kadar air pada suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan cara pengeringan, yaitu dengan mengukur massa bahan pada awalnya lalu dipanaskan hingga bahan menjadi kering dan mengukur selisih massa awal dan akhir. Atau dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang akan langsung menunjukan persentase kadar air dalam bahan. 

Sumber Foto : vapi.all.biz
Alat pada gambar adalah alat untuk mengukur kadar air dengan cepat. Cara menggunakannya tidaklah sulit, cukup memasukkan bahan yang ingin diukur di tempat yang telah disediakan kemudian mengaktifkan alat, dengan catatan bahwa alat sudah dikalibrasi terlebih dahulu.

Berikut adalah cara analisis beberapa kandungan kimiawi pada bahan pangan : 

1. Mineral diukur dengan cara membakar bahan pangan sampai habis dan kemudian mengukur kadar     abunya. Jika bahan pangan sudah terbakar habis maka kandungan bahan organik sudah tidak ada,       yang tersisa pada abu hanyalah mineral. 
2. Pengukuran protein dilakukan dengan menggunakan labu Kjeldahl (baca : kielldal) 
Sumber Foto : www.learnnext.com
    Kadar protein diukur dengan cara titrasi uap amonia yang telah dikondensasi pada penangkap uap       bagian atas labu. 
3. Cara pengukuran lemak bervariasi untuk masing-masing bahan makanan. Misalnya pada kelapa         dilakukan dengan merebus santan sampai seluruh airnya menguap dan menyisakan bagian yang           berminyak. Sedangkan pada jagung diukur dengan ekstrak yang diambil dari inti jagung ( bagian         yang menempel pada bonggolnya.)
4. Karbohidrat diukur setelah mengetahui jumlah kandungan-kandungan lainnya dalam bahan pangan.     Berat awal bahan pangan dikurangi dengan kadar bahan lainnya, sisanya adalah kadar karbohidrat












Saturday, 12 September 2015

Cara Pemerahan Sapi Modern



Sumber Foto : www.offthegridnews.com
Bagi kebanyakan orang Indonesia, gambar di atas adalah hal pertama yang terbayang jika mendengar "memerah susu sapi". Akan tetapi, memerah sapi dengan tangan tidak hanya memakan waktu dan tidak efektif tetapi juga sangat berisiko. Pada post kali ini saya akan memberikan gambaran akan cara-cara pemerahan sapi di negara-negara modern.

1. Minimalisir Stress pada sapi.
Sumber Foto : www.heatstress.info
Sapi yang stress dapat mengurangi jumlah produksi susu yang dihasilkan. Sama seperti pada manusia, produktivitas akan menurun jika sapi mengalami stress. Salah satu penyebabnya yaitu heat stress, kondisi ini disebabkan karena penumpukan panas tubuh akibat lingkungan maupun beban kerja, hal ini dapat menurunkan jumlah produksi secara signifikan. West, J. W. "Effects of heat-stress on production in dairy cattle." Journal of dairy science 86.6 (2003): 2131-2144.

2. Penggunaan Sarung Tangan dan Kebersihan Sapi.
Sumber Foto : www.dailymail.co.uk
Penggunaak sarung tangan berbahan latex disarankan karena sarung tangan jenis ini mudah untuk di disinfektan. Sapi harus dibersihkan untuk menghindari risiko terkena mastitis, dalam prosesnya sebisa mungkin membersihkan sapi tanpa menggunakan air karena air dapat menigkatkan risiko mastitis dan adanya bakteri di susu yang dihasilkan.

3. Perangsangan

Sumber Foto : www.milkproduction.com
Hal ini diperlukan untuk meningkatkan jumlah susu yang dapat diperah nantinya. Sapi dirangsang dengan cara diperah secara manual selama kia-kira 10-20 detik.

4. Pre-dip dan Post-dip

Sumber Foto : www.genusbreeding.co.uk
Puting susu sapi dicelupkan cairan disinfektan untuk mengurangi risiko mastitis. Dilakukan pencelupan karena dengan cara ini permukaan puting susu sapi yang terkena cairan disinfektan akan lebih banyak dan merata dibandingkan dengan disemprotkan. Pencelupan dilakukan 2 kali. Yaitu sebelum pemerahan (pre-dip) dan sesudah pemerahan (post-dip).

5. Pemerahan dengan Alat

Sumber Foto : www.interpuls.com
Alat yang biasa disebut milking units ini bekerja secara otomatis. Prinsip kerjanya sendiri menggunakan vakum, karena itu diperlukan perhatian khusus saat memasang dan melepas alat ini. Jika vakum tidak cukup kuat maka alat dapat lepas di tengah proses pemerahan. Sebaliknya jika vakum terlalu kuat saat alat akan dilepas maka dapat mengakibatkan luka pada puting susu sapi.


Sekian yang dapat saya sampaikan pada post kali ini, semoga informasi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.






Proses-proses Pengolahan Bahan Pangan


Sumber Foto : www.foodnavigator.com
Pada post kali ini saya akan menjelaskan secara singkat beberapa proses yang biasanya terjadi di industri pangan. 

1. Pengeringan
Sumber Foto : www.chinadryer.com
Ada beberapa alasan berbeda di tiap industri makanan untuk melakukan pengeringan produk. Pada industri biskuit misalnya, pengeringan dilakukan agar produk yang dihasilkan memiliki tekstur renyah yang disukai konsumen. Pengeringan juga merupakan proses utama dalam industri garam karena garam berasal dari air laut yang diuapkan airnya sehingga menyisakan garam. Pengeringan dilakukan biasanya dengan pemanasan untuk menguapkan kadar air dalam produk.

2. Pemotongan

Sumber Foto : www.buzzfeed.com
Proses pemotongan bertujuan untuk mendapatkan ukuran yang pas dan seragam untuk semua produknya. Biasanya proses ini dilakukan secara otomatis pada industri-industri besar karena kebanyakan alat-alat modern memiliki presisi yang sangat tinggi.

3. Pemilahan
Sumber Foto : www.buzzfeed.com
Sesuai namanya proses pemilahan dilakukan untuk memisahkan produk berdasarkan beberapa hal, bisa dari warna, ukuran, tekstur, dll. Pada contoh di atas kita dapat melihat proses penyortiran baby carrots yang dipisahkan berdasarkan ukurannya.

4. Pengawetan
Sumber Foto : www.readynutrition.com
Pengawetan dapat dilakukan dengan beberapa metode. Pengeringan, pembekuan, pengasapan, pengalengan atau kemasan vakum, dan juga pemberian bahan pengawet adalah beberapa diantaranya. Pengawetan bertujuan memperlambat aktivitas mikroorganisme yang dapat merusak produk.

5. Pemanasan/Pendinginan
Sumber Foto : www.goodeat.ca
Pada proses ini suhu produk dikontrol untuk mencapai rasa atau tekstur yang diinginkan. Pada contoh di atas kita dapat melihat proses pendinginan es krim dengan menggunakan nitrogen cair. Hal ini bertujuan untuk membekukan es krim secepat mungkin, karena semakin cepat proses pembekuannya maka tekstur es krim yang dihasilkan akan semakin lembut.

6. Pencucian

Sumber Foto : www.businessinsider.com
Proses pencucian bertujuan untuk membersihkan bahan pangan dari kontaminan-kontaminan. Misalnya saja pada hasil panen, pencucian bertujuan untuk menghilangkan tanah ataupun kotoran lain yang menempel. Proses pencucian juga bisa ditujukan untuk membersihkan kulit dari bahan pangan agar dapat diproses.

7. Pengemasan
Sumber Foto : www.businessinsider.com
Pengemasan dilakukan agar produk menjadi siap untuk distribusi dan juga melindungi produk. Kemasan biasanya dibuat menarik untuk menarik perhatian konsumen.